Rancang Riset Persiapan IKN Baru, Sesuai dengan Keadaan Masyarakat

Masyarakat diminta persiapkan diri hadapi migrasi di IKN

Balikpapan, IDN Times - Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Focus Group Discussion (FGD) mengenai pembangunan ibu kota negara (IKN) baru yang akan berkembang di wilayah Penajam Paser Utara (PPU)-Kutai Kartanegara (Kukar).

Dalam kegiatan tersebut, Litbang Provinsi melibatkan para peneliti di Indonesia, yakni dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Lambung Mangkurat, Institut Teknologi Kalimantan, dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Republik Indonesia.

Diskusi besar dengan topik Following Frontiers of Forest City : Toward Sustainable and Indusive Urbanisation in Kalimantan and Beyond, ini sendiri mengangkat permasalahan serupa dihadapi oleh ibu kota saat ini. Seperti perpindahan penduduk secara besar-besaran dan aspek dalam sudut pandang tata letak kota, di mana berusaha mempertahankan IKN tetap pada lingkungan serta sosial budaya yang ada.

"Jadi kalau ada urbanisasi yang datang bersama pembangunan IKN perlu antisipasi dampaknya secara lingkungan maupun secara sosial budaya," terang Rijanto, selaku Team Leader dari FGD ini, saat ditemui di Ballroom Hotel Grand Tjokro Balikpapan, Jumat (12/11/2021).

1. Rancang dan jalankan riset melalui mahasiswa

Rancang Riset Persiapan IKN Baru, Sesuai dengan Keadaan MasyarakatPresiden Jokowi saat meninjau lokasi IKN di PPU untuk pertama kalinya sejak penentuan IKN baru (IDN Times/Yuda Almerio)

Tak dipungkiri, penetapan PPU-Kukar sebagai wilayah IKN tentunya akan terjadi urbanisasi secara besar-besaran. Tak hanya itu, investasi pun akan berkembang pesat di wilayah Benua Etam ini. Rijanto memaparkan, ada dampak positif dan negatif yang akan didapatkan dari hal tersebut.

Maka itu, dari diskusi besar inilah dirancang riset dari keterangan masyarakat yang bisa menjadi bekal bagi para mahasiswa menerapkannya ketika nanti turun dalam kegiatan kuliah kerja nyata (KKN).

"KKN-nya nanti akan dibuat KKN tematik pemberdayaan masyarakat, menyiapkan diri menghadapi perubahan yang akan datang," jelasnya.

Itulah sebabnya, dirinya menimpali, melibatkan kampus-kampus ini agar membantu menjalankan riset ini dalam bentuk KKN bersama mahasiswa.

Baca Juga: Pemkot Balikpapan Tingkatkan Daya Saing Industri di Tengah Pandemik

2. Persiapkan masyarakat menyambut IKN

Rancang Riset Persiapan IKN Baru, Sesuai dengan Keadaan MasyarakatPresiden Jokowi (pegang payung) saat meninjau lokasi IKN di PPU untuk pertama kalinya sejak penentuan IKN baru (IDN Times/Yuda Almerio)

Riset ini sendiri sebenarnya berjalan selama 3 tahun dan sudah berjalan 1 tahun. Ada beberapa desa di kawasan IKN baru dan sekitarnya yang dijadikan sampel untuk mengumpulkan rancangan riset ini. Dari lokasi yang masuk dalam riset, zona-zona yang masuk dalam pantauan penuh dalam segi perpindahan masyarakat.

Dari sini, Rijanto melanjutkan, masyarakat perlu mengantisipasi dengan cara memproteksi diri dengan mempersiapkan masyarakatnya agar lebih terbuka dan lebih siap dalam menyambut IKN baru.

"Oleh masyarakat nanti tidak terasa bahwa ada kompetitor di situ. Bahwa selama ini yang sering terlihat pendatang lebih diutamakan," tuturnya.

Dirinya menegaskan, bahwa memang yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan masyarakatnya.

3. Prediksi penurunan irisan gambut di kawasan IKN

Rancang Riset Persiapan IKN Baru, Sesuai dengan Keadaan MasyarakatFocus Group Discussion (FGD) mengenai pembangunan ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur. (IDN Times/Riani)

Selain itu, penelitian lainnya soal irisan lahan gambut, di mana kawasan IKN dibagi menjadi tiga zona yakni zona inti, zona penyangga dan zona perluasan. Erlis Saputra peneliti dari Departemen Geografi Pembangunan Universitas Gajah Mada (UGM) mengatakan kawasan lahan gambut tidak banyak yang langsung beririsan di lokasi IKN.

Selama paparannya, Erlis menyebut jika kawasan zona inti dan penyangga memiliki lebih banyak gambutnya.

Dilihat dari pengukuran citra time series tak menutup kemungkinan di kawasan IKN bisa terjadi penurunan lahan. Seperti eksploitasi secara masif, penurunan arah deformasi tanah bisa jadi line subsidence, seperti yang saat ini terjadi di Jawa bagian utara dan Jakarta.

"Nanti akan dilakukan inventarisasi data kemudian dianalisis seberapa besar deformasinya," terang Erlis.

Diharapkan dengan basis pada penelitian ekosistem itu bisa dihindari dimitigasi. Untuk jumlah kawasan lahan gambut di kawasan IKN, Erlis belum dapat menyebut angka pastinya namun luasan gambut tercatat ada di beberapa spot.

Baca Juga: Desain Arsitektur Ruang Siber Ibu Kota Negara di Kaltim

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya